Social Icons

.

Monday 26 July 2010

MASTURBASI

Masturbasi adalah rangsangan disengaja yang dilakukan pada organ
genital untuk memperoleh kenikmatan dan kepuasan seksual. Hal ini
sekali-sekali dilakukan oleh sebagian besar pria maupun wanita. Pada
sebuah penelitian terungkap bahwa 95 persen pria dan 89 persen
wanita dilaporkan pernah melakukan masturbasi. Ini adalah perilaku
seksual pertama yang dilakukan oleh sebagian besar pria dan wanita,
meskipun lebih banyak wanita daripada pria yang telah melakukan
senggama bahkan sebelum mereka pernah melakukan masturbasi. Sebagian

besar pria yang melakukan masturbasi cenderung melakukannya lebih
sering dibandingkan wanita, dan mereka cenderung menyatakan 'selalu'
atau 'biasanya' mengalami orgasme ketika bermasturbasi (80 : 60).
Ini adalah perilaku seksual yang paling umum nomor dua (setelah
senggama), bahkan bagi mereka yang telah memiliki pasangan seksual
tetap.
Sebagian besar anak-anak - seringkali setelah masa bayi - kadangkala
menemukan kenikmatan ketika organ genitalnya dirangsang, tetapi

jangan dipahami perilaku ini sebagai "seksual" sebelum mereka
memasuki masa remaja. Selama masa remaja, persentase mereka (baik
laki-laki maupun perempuan) yang melakukan masturbasi meningkat
dengan pesat, terutama pada pria. Sebagian besar orang terus
melakukan masturbasi ketika mereka telah dewasa, dan banyak juga
yang melakukannya sepanjang hayat dikandung badan.
Masturbasi memunculkan banyak mitos tentang akibatnya yang merusak
dan memalukan. Citra negatif ini bisa dilacak jauh ke belakang ke

kata asalnya dari bahasa Latin, mastubare, yang merupakan gabungan
dua kata Latin manus (tangan) dan stuprare (penyalahgunaan),
sehingga berarti "penyalahgunaan dengan tangan". Anggapan memalukan
dan berdosa yang terlanjur tertanam disebabkan karena porsi
"penyalahgunaan" pada kata itu hingga kini masih tetap ada dalam
terjemahan moderen - meskipun para aparatur kesehatan telah sepakat
bahwa masturbasi tidak mengakibatkan kerusakan fisik maupun mental.
Tidak juga ditemukan bukti bahwa anak kecil yang melakukan

perangsangan diri sendiri bisa mengalami celaka.
Yang terjadi adalah, sumber kepuasan seksual yang penting ini oleh
beberapa kalangan masih ditanggapi dengan rasa bersalah dan
kecemasan karena ketidaktahuan mereka bahwa masturbasi adalah
kegiatan yang aman, juga karena pengajaran agama berabad-abad yang
menganggapnya sebagai kegiatan yang berdosa. Terlebih lagi, banyak
di antara kita telah menerima pesan-pesan negatif dari para orang
tua kita, atau pernah dihukum ketika tertangkap basah melakukan

masturbasi saat kanak-kanak. Pengaruh kumulatif dari
kejadian-kejadian ini seringkali berujud kebingungan dan rasa
berdosa, yang juga seringkali sukar dipilah. Saat di mana masturbasi
menjadi begitu berbahaya adalah ketika ia sudah merasuk jiwa
(kompulsif). Masturbasi kompulsif - sebagaimana perilaku kejiwaan
yang lain - adalah pertanda adanya masalah kejiwaan dan perlu
mendapatkan penanganan dari dokter jiwa.
Jadi, berlawanan dengan keyakinan kuno, masturbasi tidak akan

menyebabkan munculnya birahi tanpa kendali, tidak akan menyebabkan
anda buta atau tuli, menyebabkan anda flu, gila, tumbuh rambut pada
tangan anda, gagap, atau membunuh anda. Masturbasi adalah ungkapan
seksualitas yang alami dan tidak berbahaya bagi pria dan wanita, dan
cara yang sangat baik untuk mengalami kenikmatan seksual. Bahkan,
beberapa pakar berpendapat bahwa masturbasi bisa meningkatkan
kesehatan seksual karena meningkatkan pemahaman seseorang akan
bagian-bagian tubuhnya dan dengan cara bagaimana memuaskannya,

membangun rasa percaya diri dan sikap dapat memahami diri sendiri.
Pengetahuan ini selanjutnya bisa dibawa untuk memperoleh hubungan
seksual yang memuaskan di masa depan, baik dengan cara masturbasi
bersama-sama pasangan, atau karena bisa memberitahukan pasangannya
apa-apa saja yang bisa memuaskan diri mereka. Ini adalah usul yang
bagus bagi setiap pasangan untuk membicarakan perilaku masturbasi
mereka dan juga untuk menenangkan pasangan jika sewaktu-waktu salah

satu di antara mereka lebih memilih untuk melakukan masturbasi
daripada senggama.
Dalam beberapa kejadian, masturbasi bersama-sama mungkin bisa
diterima. Dilakukan sendirian ataupun dengan kehadiran pasangan,
kegiatan ini bisa sangat menyenangkan dan menambah keintiman, jika
ini tidak dianggap sebagai sebuah bentuk penolakan. Seperti kegiatan
yang lainnya, jika ini tidak dikomunikasikan dengan baik, masturbasi
bisa diterjemahkan sebagai tanda amarah, keterasingan, ataupun

ketidakbahagiaan terhadap hubungan yang sedang berlangsung.
Dengan mengatasi stereotip negatif masyarakat dan perasaan pribadi
masing-masing individu tentang masturbasi, maka para pria dan wanita
bisa dengan merdeka mengeksplorasi dan menikmati seksualitas mereka
secara pribadi, dengan cara yang memuaskan. Satu peringatan: untuk
tetap memperoleh seks yang aman, masturbasi dengan pasangan bisa
merupakan suatu alternatif yang menyenangkan bagi senggama,
sepanjang anda menghindari kontak dengan cairan semen atau cairan

vagina pasangan anda, khususnya jika anda mempunyai goresan atau
luka terbuka.

"KITAB SUCI" BUATAN

Nama Baru, Permainan Lama
Seorang anggota sekte 'kelahirkan kembali' menyom-bongkan diri tentang bagaimana dia biasa mengambil 10 sen dari piring derma gereja untuk membeli 'susu cream' dan bagaimana ia mengikat ayahnya yang pemabuk "... di dalam gudang ..." - di gudang yang sama dimana dia melihat "... ibunya terbaring di tumpukan pupuk, di tempat mandi sapi--sapi - dipukuli oleh ayahku ...." Sekarang dia dengan percaya diri mencoba memperdayakan pembacanya. Dia mengutip ayat di atas (Yohanes 20: 25) dari Injil Amerika tanpa mem-berikari referensi (pada halaman 20 yang sama dari "Faktor--faktor bangkit kembali" (oleh Josh Mc Dowel). Penulis memberikan 4 kutipan, dengan referensi bagi semua orang! Pada halaman berikutnya dia memberikan 3 kutipan juga dengan referensi bagi semua orang! Tetapi ayat- ayat dimana dia ingin memalsukannya, tidak direferensikan sama sekali. Dan setelah kata-kata "saya tidak Percaya", dia memulai sua-tu paragraf baru dengan kata-kata "Kemudian, Yesus berkata kepada Thomas", mengutip lagi dari Injil tanpa memberikan referensi. Yohanes memberi suatu kebohongan kepada pe-muja-pemuja ini dengan mengatakan:

"Delapan hari kemudian, murid-murid Yesus berada kembali dalam rumah itu dan Thomas bersama-sama dengan mereka, kemudian Yesus datang..." (Injil - Yohanes 20: 26).
Kebohongan yang Licik
Salah satu dari pemuja-pemuja ini, seorang pengacara, memberikan semangat pada saudaranya yang 'dilahirkan kembali' dari Amerika dengan kebohongan lain. Dia berkata pada halaman 120 dalam "Perdebatan Tentang Islam" bahwa "Deedat akhir-akhir ini telah membuat berita yang besar mengenai batu nisan dengan menerbitkan sebuah bro-sur dengan judul, Siapa Yang Memindahkan Batu Tersebut?' Di dalamnya dia mengatakan bahwa batu itu dipindahkan oleh dua orang murid Yesus, yaitu Yusuf dari Arimatea dan Nikodemus (halaman 18). Tetapi dalam brosurnya yang berjudul, Apakah Kristus Disalib? Dia pasti seorang super women (halaman 25), maksudnya adalah Maria Magdalena yang memindahkan batu tersebut. Bagaimana seorang Kris-ten yang 'dilahirkan kembali' dan seorang pengacara bisa berbohong? Untuk memikat korbannya dia bahkan mengutip nomor halaman "25". Buku ini telah dicetak cukup lama. Bahkan jika Anda punya kopinya, Anda tidak akan mungkin bisa mengeceknya. Para pemuja ini sangat yakin sekali Teta-pi 'Kitab Injil yang benar' adalah yang saya percayai:

"Dia (Maria) sangat heran saat menemukan bahwa ba-tu tersebut telah dipindahkan."
Dimana ada kata-kata yang menunjukkan bahwa yang memindahkan batu itu adalah Maria Magdalena? Tetapi bagi orang-orang yang sakit ini, baik Amerika maupun Afrika Selatan, setiap tipuan diperbolehkan untuk membuat orang masuk Kristen. Saya tidak siap untuk melawan mereka de-ngan segala penilaian mereka yang salah, dan saya harap Anda pun demikian. Anda hanya cukup menyampaikan yang benar dengan cara yang sebaik mungkin dan serahkan semuanya pada Allah.

Suatu Pemalsuan
Para rohaniwan Kristen mengambil kesimpulan bah-wa episode "Thomas yang meragukan" seperti juga wanita yang 'tertangkap.basah' - (Yohanes 8: 1-11) adalah suatu pe-malsuan! Tetapi karena Gereja Ortodoks tidak memperbo-lehkan penyisipan ini (Yohanes 8: 1-11) - dihilangkan dari Injil, mereka menunjukkan ayat lain yang hampir sama menggambarkan kekerasan Thomas yaitu Yohanes 20: 25 "mencucukkan jariku ke dalam bekas paku itu".
Orang Romawi tidak punya alasan untuk membalas dendam terhadap Yesus seperti terhadap dua orang yang di-salib bersama Yesus. Mengapa mereka harus memberi hukuman yang lebih berat pada Yesus dibandingkan pada kedua orang tersebut? Mengapa mereka harus menggunakan paku terhadap Yesus sedang untuk kedua orang itu mereka menggunakan pengikat kulit?

Tidak "di tempat ini" seperti dugaan para pemuja terse-but, tetapi "delapan hari" kemudian, Yesus datang ke ruang makan dan dia mendatangi Thomas. Dan menurut Yohanes, Yesus menyuruh Thomas:
"... Taruhlah jarimu di sini dan lihatlah tanganku; ulurkanlah tanganmu dan cucukkan ke dalam lambungku dan jangan engkau tidak percaya lagi, melainkan percayalah." (Injil - Yohanes 20: 27).
Thomas menyadari kesalahannya. Dia telah menolak bukti-bukti bahwa Yesus hidup! Semua murid yang lain, ke-cuali Yudas sang pengkhianat telah bersaksi bahwa mereka telah melihat dan makan bersama Yesus, Tetapi Thomas tidak mau percaya! Apa yang membuat dia tidak percaya? Yesus yang hidup, bernafas (bukan hantunya), berada di de-katnya. Sekarang berlawanan dengan kenyataan fisik tentang keberadaan Yesus, memaksa Thomas terpaksa mengaku,

"Ya Tuhanku dan Allahku!" (Injil - Yohanes 20: 28).
Apa yang Disadari oleh Thomas?
Apakah Thomas menyadari pada saat itu bahwa Yesus Kristus adalah Tuhan kaum Yahudi? Apakah dia dan mu-rid-murid lainnya sujud kepadanya. Tidak pernah! Kata--katanya adalah kata-kata yang ditujukan pada dirinya sendiri. Kita hampir setiap hari mengatakannya, "Ya Tuhanku! Betapa bodohnya aku ini!" Apakah anda memanggil pendengar anda, sebagai Tuhan Anda?