Social Icons

.

Saturday 1 January 2011

KETIKA CINTA MENJELMA MENJADI SEBATANG POHON

mungkin aku harus jujur pada mu

jika cinta yang tumbuh dalam batinku

kini menjelma sebatang pohon

pohon yang rimbun

ranting-rantingnya kokoh, daunnya hijau dan akarnya menancap di kedalaman batin

ter-amat dalam

lantas kenapa ?...

adakah yang salah jika cinta menjelma sebatang pohon ?. . .

mungkin itu yang akan ku tanyakan

jika aku telah berkata jujur pada mu

maka akan ku katakan tak ada yang salah

hanya ada beberapa yang harus diketahui

jika cinta telah menjelma sebatang pohon

dulu, cinta hanya berwujud biji

biji itu adalah cinta mu

tak ada cinta lain yang hadir saat itu

tapi, kini ketika cinta itu menjelma sebatang pohon

pohon itu telah dengan sendirinya membuat cabang

cabang pertama adalah engkau, dan cabang kedua adalah dia

ya, dia yang telah tiba-tiba datang dengan kesendirinnya

dengan kediamannya, dengan kesunyiannya dengan puisi-puisinya

aku pun tak tahu

inikah cinta yang dihantarkan malam ?. . .

ya, sayang malam - malam ku

adalah perbincangan panjang bersamanya

bersama resah dan gelisah, bersama sepi dan sunyi

cabangmu dan cabangnya telah hidup pada pohon itu

sama-sama tumbuh subur

aku tak tahu dan tak ingin tahu,

siapa yang lebih subur diantara kedua cabang itu

engkau dan dia adalah dua sosok yang berbeda

engkau dengan kayu-kayu di tangan

dengan deru suara mesin

dengan rimba dan imbunan pepohonan

dengan gergaji pemotong

dengan rindu yang takpernah habis untuk ku

sedangkan dia (sekali lagi harus ku katakan)

dengan kediamannya, kesendiriannya, kesunyiannya dan puisi-puisinya

yang telah benar-benar menjadikan

engaku dan dia adalah dua hal yang berbeda

yang telah benar-benar menancap dalam batinku

yang menjadikan klaian berdua sama adalah jarak

jarak yang terbentang antara kita

telah dengan sendirinya menciptakan persaan lain

engkau setia menyapaku lewat huruf-huruf

dia pun sama

hanya manyapaku lewat huruf

maka kukatakan pada mu malam ini

cinta telah menjelma menjadi

sebatang pohon dalam batin ku

satu cabangnya adalah engkau

dan cabang yang lain telah dihuni olehnya

mungkin kejujuranku berlebihan

tapi malam ini, aku hanya ingin mengatakan bahwa:

kedua cabang itu sama - sama rimbun