Social Icons

.

Monday 26 July 2010

MASTURBASI

Masturbasi adalah rangsangan disengaja yang dilakukan pada organ
genital untuk memperoleh kenikmatan dan kepuasan seksual. Hal ini
sekali-sekali dilakukan oleh sebagian besar pria maupun wanita. Pada
sebuah penelitian terungkap bahwa 95 persen pria dan 89 persen
wanita dilaporkan pernah melakukan masturbasi. Ini adalah perilaku
seksual pertama yang dilakukan oleh sebagian besar pria dan wanita,
meskipun lebih banyak wanita daripada pria yang telah melakukan
senggama bahkan sebelum mereka pernah melakukan masturbasi. Sebagian

besar pria yang melakukan masturbasi cenderung melakukannya lebih
sering dibandingkan wanita, dan mereka cenderung menyatakan 'selalu'
atau 'biasanya' mengalami orgasme ketika bermasturbasi (80 : 60).
Ini adalah perilaku seksual yang paling umum nomor dua (setelah
senggama), bahkan bagi mereka yang telah memiliki pasangan seksual
tetap.
Sebagian besar anak-anak - seringkali setelah masa bayi - kadangkala
menemukan kenikmatan ketika organ genitalnya dirangsang, tetapi

jangan dipahami perilaku ini sebagai "seksual" sebelum mereka
memasuki masa remaja. Selama masa remaja, persentase mereka (baik
laki-laki maupun perempuan) yang melakukan masturbasi meningkat
dengan pesat, terutama pada pria. Sebagian besar orang terus
melakukan masturbasi ketika mereka telah dewasa, dan banyak juga
yang melakukannya sepanjang hayat dikandung badan.
Masturbasi memunculkan banyak mitos tentang akibatnya yang merusak
dan memalukan. Citra negatif ini bisa dilacak jauh ke belakang ke

kata asalnya dari bahasa Latin, mastubare, yang merupakan gabungan
dua kata Latin manus (tangan) dan stuprare (penyalahgunaan),
sehingga berarti "penyalahgunaan dengan tangan". Anggapan memalukan
dan berdosa yang terlanjur tertanam disebabkan karena porsi
"penyalahgunaan" pada kata itu hingga kini masih tetap ada dalam
terjemahan moderen - meskipun para aparatur kesehatan telah sepakat
bahwa masturbasi tidak mengakibatkan kerusakan fisik maupun mental.
Tidak juga ditemukan bukti bahwa anak kecil yang melakukan

perangsangan diri sendiri bisa mengalami celaka.
Yang terjadi adalah, sumber kepuasan seksual yang penting ini oleh
beberapa kalangan masih ditanggapi dengan rasa bersalah dan
kecemasan karena ketidaktahuan mereka bahwa masturbasi adalah
kegiatan yang aman, juga karena pengajaran agama berabad-abad yang
menganggapnya sebagai kegiatan yang berdosa. Terlebih lagi, banyak
di antara kita telah menerima pesan-pesan negatif dari para orang
tua kita, atau pernah dihukum ketika tertangkap basah melakukan

masturbasi saat kanak-kanak. Pengaruh kumulatif dari
kejadian-kejadian ini seringkali berujud kebingungan dan rasa
berdosa, yang juga seringkali sukar dipilah. Saat di mana masturbasi
menjadi begitu berbahaya adalah ketika ia sudah merasuk jiwa
(kompulsif). Masturbasi kompulsif - sebagaimana perilaku kejiwaan
yang lain - adalah pertanda adanya masalah kejiwaan dan perlu
mendapatkan penanganan dari dokter jiwa.
Jadi, berlawanan dengan keyakinan kuno, masturbasi tidak akan

menyebabkan munculnya birahi tanpa kendali, tidak akan menyebabkan
anda buta atau tuli, menyebabkan anda flu, gila, tumbuh rambut pada
tangan anda, gagap, atau membunuh anda. Masturbasi adalah ungkapan
seksualitas yang alami dan tidak berbahaya bagi pria dan wanita, dan
cara yang sangat baik untuk mengalami kenikmatan seksual. Bahkan,
beberapa pakar berpendapat bahwa masturbasi bisa meningkatkan
kesehatan seksual karena meningkatkan pemahaman seseorang akan
bagian-bagian tubuhnya dan dengan cara bagaimana memuaskannya,

membangun rasa percaya diri dan sikap dapat memahami diri sendiri.
Pengetahuan ini selanjutnya bisa dibawa untuk memperoleh hubungan
seksual yang memuaskan di masa depan, baik dengan cara masturbasi
bersama-sama pasangan, atau karena bisa memberitahukan pasangannya
apa-apa saja yang bisa memuaskan diri mereka. Ini adalah usul yang
bagus bagi setiap pasangan untuk membicarakan perilaku masturbasi
mereka dan juga untuk menenangkan pasangan jika sewaktu-waktu salah

satu di antara mereka lebih memilih untuk melakukan masturbasi
daripada senggama.
Dalam beberapa kejadian, masturbasi bersama-sama mungkin bisa
diterima. Dilakukan sendirian ataupun dengan kehadiran pasangan,
kegiatan ini bisa sangat menyenangkan dan menambah keintiman, jika
ini tidak dianggap sebagai sebuah bentuk penolakan. Seperti kegiatan
yang lainnya, jika ini tidak dikomunikasikan dengan baik, masturbasi
bisa diterjemahkan sebagai tanda amarah, keterasingan, ataupun

ketidakbahagiaan terhadap hubungan yang sedang berlangsung.
Dengan mengatasi stereotip negatif masyarakat dan perasaan pribadi
masing-masing individu tentang masturbasi, maka para pria dan wanita
bisa dengan merdeka mengeksplorasi dan menikmati seksualitas mereka
secara pribadi, dengan cara yang memuaskan. Satu peringatan: untuk
tetap memperoleh seks yang aman, masturbasi dengan pasangan bisa
merupakan suatu alternatif yang menyenangkan bagi senggama,
sepanjang anda menghindari kontak dengan cairan semen atau cairan

vagina pasangan anda, khususnya jika anda mempunyai goresan atau
luka terbuka.

"KITAB SUCI" BUATAN

Nama Baru, Permainan Lama
Seorang anggota sekte 'kelahirkan kembali' menyom-bongkan diri tentang bagaimana dia biasa mengambil 10 sen dari piring derma gereja untuk membeli 'susu cream' dan bagaimana ia mengikat ayahnya yang pemabuk "... di dalam gudang ..." - di gudang yang sama dimana dia melihat "... ibunya terbaring di tumpukan pupuk, di tempat mandi sapi--sapi - dipukuli oleh ayahku ...." Sekarang dia dengan percaya diri mencoba memperdayakan pembacanya. Dia mengutip ayat di atas (Yohanes 20: 25) dari Injil Amerika tanpa mem-berikari referensi (pada halaman 20 yang sama dari "Faktor--faktor bangkit kembali" (oleh Josh Mc Dowel). Penulis memberikan 4 kutipan, dengan referensi bagi semua orang! Pada halaman berikutnya dia memberikan 3 kutipan juga dengan referensi bagi semua orang! Tetapi ayat- ayat dimana dia ingin memalsukannya, tidak direferensikan sama sekali. Dan setelah kata-kata "saya tidak Percaya", dia memulai sua-tu paragraf baru dengan kata-kata "Kemudian, Yesus berkata kepada Thomas", mengutip lagi dari Injil tanpa memberikan referensi. Yohanes memberi suatu kebohongan kepada pe-muja-pemuja ini dengan mengatakan:

"Delapan hari kemudian, murid-murid Yesus berada kembali dalam rumah itu dan Thomas bersama-sama dengan mereka, kemudian Yesus datang..." (Injil - Yohanes 20: 26).
Kebohongan yang Licik
Salah satu dari pemuja-pemuja ini, seorang pengacara, memberikan semangat pada saudaranya yang 'dilahirkan kembali' dari Amerika dengan kebohongan lain. Dia berkata pada halaman 120 dalam "Perdebatan Tentang Islam" bahwa "Deedat akhir-akhir ini telah membuat berita yang besar mengenai batu nisan dengan menerbitkan sebuah bro-sur dengan judul, Siapa Yang Memindahkan Batu Tersebut?' Di dalamnya dia mengatakan bahwa batu itu dipindahkan oleh dua orang murid Yesus, yaitu Yusuf dari Arimatea dan Nikodemus (halaman 18). Tetapi dalam brosurnya yang berjudul, Apakah Kristus Disalib? Dia pasti seorang super women (halaman 25), maksudnya adalah Maria Magdalena yang memindahkan batu tersebut. Bagaimana seorang Kris-ten yang 'dilahirkan kembali' dan seorang pengacara bisa berbohong? Untuk memikat korbannya dia bahkan mengutip nomor halaman "25". Buku ini telah dicetak cukup lama. Bahkan jika Anda punya kopinya, Anda tidak akan mungkin bisa mengeceknya. Para pemuja ini sangat yakin sekali Teta-pi 'Kitab Injil yang benar' adalah yang saya percayai:

"Dia (Maria) sangat heran saat menemukan bahwa ba-tu tersebut telah dipindahkan."
Dimana ada kata-kata yang menunjukkan bahwa yang memindahkan batu itu adalah Maria Magdalena? Tetapi bagi orang-orang yang sakit ini, baik Amerika maupun Afrika Selatan, setiap tipuan diperbolehkan untuk membuat orang masuk Kristen. Saya tidak siap untuk melawan mereka de-ngan segala penilaian mereka yang salah, dan saya harap Anda pun demikian. Anda hanya cukup menyampaikan yang benar dengan cara yang sebaik mungkin dan serahkan semuanya pada Allah.

Suatu Pemalsuan
Para rohaniwan Kristen mengambil kesimpulan bah-wa episode "Thomas yang meragukan" seperti juga wanita yang 'tertangkap.basah' - (Yohanes 8: 1-11) adalah suatu pe-malsuan! Tetapi karena Gereja Ortodoks tidak memperbo-lehkan penyisipan ini (Yohanes 8: 1-11) - dihilangkan dari Injil, mereka menunjukkan ayat lain yang hampir sama menggambarkan kekerasan Thomas yaitu Yohanes 20: 25 "mencucukkan jariku ke dalam bekas paku itu".
Orang Romawi tidak punya alasan untuk membalas dendam terhadap Yesus seperti terhadap dua orang yang di-salib bersama Yesus. Mengapa mereka harus memberi hukuman yang lebih berat pada Yesus dibandingkan pada kedua orang tersebut? Mengapa mereka harus menggunakan paku terhadap Yesus sedang untuk kedua orang itu mereka menggunakan pengikat kulit?

Tidak "di tempat ini" seperti dugaan para pemuja terse-but, tetapi "delapan hari" kemudian, Yesus datang ke ruang makan dan dia mendatangi Thomas. Dan menurut Yohanes, Yesus menyuruh Thomas:
"... Taruhlah jarimu di sini dan lihatlah tanganku; ulurkanlah tanganmu dan cucukkan ke dalam lambungku dan jangan engkau tidak percaya lagi, melainkan percayalah." (Injil - Yohanes 20: 27).
Thomas menyadari kesalahannya. Dia telah menolak bukti-bukti bahwa Yesus hidup! Semua murid yang lain, ke-cuali Yudas sang pengkhianat telah bersaksi bahwa mereka telah melihat dan makan bersama Yesus, Tetapi Thomas tidak mau percaya! Apa yang membuat dia tidak percaya? Yesus yang hidup, bernafas (bukan hantunya), berada di de-katnya. Sekarang berlawanan dengan kenyataan fisik tentang keberadaan Yesus, memaksa Thomas terpaksa mengaku,

"Ya Tuhanku dan Allahku!" (Injil - Yohanes 20: 28).
Apa yang Disadari oleh Thomas?
Apakah Thomas menyadari pada saat itu bahwa Yesus Kristus adalah Tuhan kaum Yahudi? Apakah dia dan mu-rid-murid lainnya sujud kepadanya. Tidak pernah! Kata--katanya adalah kata-kata yang ditujukan pada dirinya sendiri. Kita hampir setiap hari mengatakannya, "Ya Tuhanku! Betapa bodohnya aku ini!" Apakah anda memanggil pendengar anda, sebagai Tuhan Anda?

Monday 19 July 2010

Ardiansyah Wiranata: Angka - Angka kah itu . . .

Ardiansyah Wiranata: Angka - Angka kah itu . . .

Angka - Angka kah itu . . .

Apa jadinya jika di dunia ini tidak ada angka-angka? Kita pasti akan kesulitan untuk melakukan penghitungan, baik penambahan, pengurangan, perkalian, dan lain-lain.

Di sekolah kita akan selalu bertemu angka-angka di pelajaran matematika. Dalam kegiatan sehari-hari, kita juga membutuhkan angka-angka.

Apakah kalian tahu asal angka-angka yang kita gunakan sekarang ini? Untuk mengetahuinya kita harus kembali ke masa lalu. Tepatnya, di India pada abad ke-6.

Saat itu, ada seorang astronom atau ahli perbintangan bernama Aryabhatta. Dialah yang menemukan seperangkat bilangan yang saat ini digunakan oleh semua orang di seluruh dunia.

Tapi sebenarnya angka-angka itu berasal dari Arab. Orang-orang Arab banyak yang belajar tentang angka. Lalu, mereka membuat naskah tentang konsep angka dengan bahasa Arab.

Pada tahun 771, pedagang yang berasal dari Arab membawa beberapa orang India ke Baghdad untuk belajar mengenai angka.

Naskah angka buatan orang Arab itu kemudian dibawa para pedagang Arab ke Eropa. Oleh orang-orang Eropa, konsep bilangan itu kemudian dibuat ke Bahasa Latin.

Jadi angka yang selama ini kita gunakan, ternyata dibuat oleh
orang-orang Arab. Angka lain yang kita kenal adalah angka Romawi seperti I, II, III, IV, V, dan lain-lain. Meskipun konsep bilangan Romawi tersebut sudah sangat baik tetapi ada kekurangannya sedikit. Yaitu, tidak ada angka 0 di dalamnya.

Padahal, angka 0 itu juga memiliki fungsi yang sama dengan angka-angka lain, yaitu mempermudah kita untuk melakukan penghitungan.

Apakah Disunnahkan poligami dalam Islam ?

- Sebuah Petikan Tentang Keadilan Salaf

- Peringatan bagi yang Tergesa-gesa

Allah Ta’ala berfirman:

وَإِنْ خِفْتُمْ أَلَّا تُقْسِطُوا فِي الْيَتَامَى فَانْكِحُوا مَا طَابَ لَكُمْ مِنَ النِّسَاءِ مَثْنَى وَثُلَاثَ وَرُبَاعَ فَإِنْ خِفْتُمْ أَلَّا تَعْدِلُوا فَوَاحِدَةً أَوْ مَا مَلَكَتْ أَيْمَانُكُمْ ذَلِكَ أَدْنَى أَلَّا تَعُولُوا

Dan jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil terhadap (hak-hak) perempuan yang yatim (bilamana kamu mengawininya), Maka kawinilah wanita-wanita (lain) yang kamu senangi : dua, tiga atau empat. Kemudian jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil [265], Maka (kawinilah) seorang saja [266], atau budak-budak yang kamu miliki. yang demikian itu adalah lebih dekat kepada tidak berbuat aniaya. (QS. An Nisa’ : 4)

[265] Berlaku adil ialah perlakuan yang adil dalam memenuhi isteri seperti pakaian, tempat, giliran dan lain-lain yang bersifat lahiriyah.

[266] Islam memperbolehkan poligami dengan syarat-syarat tertentu. sebelum turun ayat Ini poligami sudah ada, dan pernah pula dijalankan oleh para nabi sebelum nabi Muhammad ayat Ini membatasi poligami sampai empat orang saja.

- Apakah Disunnahkan Poligami Dalam Islam ?

Poligami ini disunnahkan bila seorang laki-laki dapat berbuat adil di antara istri-istrinya berdasarkan firman Allah Ta’ala:

فَإِنْ خِفْتُمْ أَلَّا تَعْدِلُوا فَوَاحِدَةً

“Namun bila kalian khawatir tidak dapat berbuat adil maka nikahilah satu wanita saja” (QS. An Nisa: 3)

Dan juga bila ia merasa dirinya aman dari terfitnah dengan mereka dan aman dari menyia-nyiakan hak Allah dengan sebab mereka, aman pula dari terlalaikan melakukan ibadah kepada Allah karena mereka. Allah Ta’ala berfirman:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا إِنَّ مِنْ أَزْوَاجِكُمْ وَأَوْلَادِكُمْ عَدُوًّا لَكُمْ فَاحْذَرُوهُمْ

“Wahai orang-orang yang beriman sesungguhnya istri-istri dan anak-anak kalian adalah musuh bagi kalian maka berhati-hatilah dari mereka“. (QS. At Taghabun: 14)

Di samping itu ia memandang dirinya mampu untuk menjaga kehormatan mereka dan melindungi mereka hingga mereka tidak ditimpa kerusakan, karena Allah tidak menyukai kerusakan. Ia mampu pula menafkahi mereka. Allah Ta’ala berfirman:

وَلْيَسْتَعْفِفِ الَّذِينَ لَا يَجِدُونَ نِكَاحًا حَتَّى يُغْنِيَهُمُ اللَّهُ مِنْ فَضْلِهِ

“Hendaklah mereka yang belum mampu untuk menikah menjaga kehormatan dirinya hingga Allah mencukupkan mereka dengan keutamaan dari-Nya” . (QS. An Nur:33)

(Dinukil dari “Fiqh Ta’addud Az Zawjaat”, hal. 5)

Syaikh Muqbil bin Hadi Al Wadi’i pernah ditanya tentang hukum poligami, apakah sunnah? beliau menjawab: “Bukan sunnah, akan tetapi hukumnya jaiz (boleh)“.

Sebuah Petikan Tentang Keadilan Salaf

Ibnu Abi Syaibah Rahimahullah berkata dalam “Al Mushannaf” (4/387): Telah menceritakan kepada kami Abu Dawud Ath Thayalisi dari Harun bin Ibrahim is berkata: Aku mendengar Muhammad berkata terhadap seseorang yang memiliki dua istri: “Dibenci ia berwudlu hanya di rumah salah seorang istrinya sementara di rumah istri yang lain ia tidak pernah melakukannya“. (Atsar ini shahih)

Selanjutnya beliau berkata: Telah menceritakan kepada kami Jarir dari Mughirah dari Abi Muasyir dari Ibrahim tentang seseorang yang mengumpulkan beberapa istri : “Mereka menyamakan di antara istri-istrinya sampaipun sisa gandum dan makanan yang tidak dapat lagi ditakar/ditimbang (karena sedikitnya) maka mereka tetap membaginya tangan pertangan“. (Atsar ini shahih dan Abu Muasyir adalah Ziyad bin Kulaib, seorang yang tsiqah)

Peringatan !!!

Di antara manusia ada yang tergesa-gesa dan bersegera melakukan poligami tanpa pertimbangan dan pemikiran, sehingga ia menghancurkan kebahagiaan keluarganya dan memutus ikatan tali (pernikahannya) dan menjadi seperti orang yang dikatakan oleh seorang A’rabi (dalam bait syairnya):

Aku menikahi dua wanita karena kebodohanku yang sangat

Dengan apa yang justru mendatangkan sengsara

Tadinya aku berkata, ku kan menjadi seekor domba jantan di antara keduanya

Merasakan kenikmatan di antara dua biri-biri betina pilihan

Namun kenyataannya, aku laksana seekor biri-biri betina yang berputar di pagi dan sore hari diantara dua serigala

Membuat ridla istri yang satu ternyata mengobarkan amarah istri yang lain

Hingga aku tak pernah selamat dari satu diantara dua kemurkaan

Aku terperosok ke dalam kehidupan nan penuh kemudlaratan

Demikianlah mudlarat yang ditimbulkan di antara dua madu

Malam ini untuk istri yang satu, malam berikutnya untuk istri yang lain, selalu sarat dengan cercaan dalam dua malam

Maka bila engkau suka untuk tetap mulia dari kebaikan

yang memenuhi kedua tanganmu hiduplah membujang

namun bila kau tak mampu, cukup satu wanita, hingga mencukupimu dari beroleh kejelekan dua madu

Bait syairnya yang dikatakan A’rabi ini tidak benar secara mutlak, tetapi barangsiapa yang takalluf (memberat-beratkan dirinya) melakukan poligami tanpa disertai kemampuan memberikan nafkah, pendidikan dan penjagaan yang baik, maka dimungkinkan akan menimpanya apa yang dikisahkan oleh A’rabi itu yaitu berupa kesulitan dan kepayahan.

Wallahu A’lam

Friday 16 July 2010

Aktivis merupakan Keharusan bukan Pilihan

Saat anda pertama kali mendengar kata “aktivis”, imajinasi seperti apa yang muncul dalam benak anda ?. Apakah sosok orang yang kritis, idealis, lama lulus, urakan, jarang kuliah dan kerjaannya demo dan ngomongin politik melulu ?. Kebanyakan dari kita sekarang ini memandang aktivis sebagai sosok yang berbeda dari orang kebanyakan, untuk tidak menyatakan “orang aneh”.
Namun, jika kita pikirkan lebih lanjut, muncul sebuah pertanyaan berikutnya yakni apakah setiap orang yang memilih jadi aktivis pasti identik dengan hal-hal di atas ?. Bukankah banyak aktivis yang menyelesaikan studi tepat waktu dengan nilai yang memuaskan, berpenampilan rapi dan tetap tidak kehilangan identitasnya sebagai seorang aktivis. Artinya, beberapa aktivis yang berpenampilan urakan, jarang kuliah dan lama lulus adalah sebuah pilihan pribadi dan bukan sebagai konsekuensi logis menjadi seorang aktivis. Dalam hal ini perlu kita jeli membedakan hakikat sebagai seorang aktivis dengan cara seorang individu memilih cara berperilaku.
Defenisi Aktivis
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (Balai Pustaka,2002), pengertian aktivis adalah individu atau sekelompok orang (terutama anggota politik, sosial, buruh, petani, pemuda, mahasiswa, perempuan) yang bekerja aktif mendorong pelaksanaan sesuatu atau berbagai kegiatan di organisasinya. Artinya, dari defenisi di atas dapat kita tarik kesimpulan bahwa aktivis merupakan orang yang bergerak untuk melakukan sebuah perubahan dan memiliki wadah sebagai alat untuk mencapai tujuan perubahan tersebut.
Sebagai seorang mahasiswa, menjadi aktivis adalah sebuah panggilan moral. Mahasiswa sebagai agent of change dan agent of social control sebenarnya adalah penyambung lidah rakyat. Konsekuensinya, tugas mahasiswa tidak hanya belajar dan sibuk dengan tugas-tugas, melainkan juga membumi ke masyarakat. Hal ini sesuai dengan Tri Dharma Perguruan Tinggi yang menyiratkan aspek pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Dari konsep ini dapat terlihat jelas bahwa ruang lingkup mahasiswa adalah studi dan masyarakat.
Banyak pemimpin besar negara ini yang dulunya mengambil peran sebagai aktivis. Sebut saja Presiden Soekarno yang mendirikan GMNI, Jusuf Kalla (HMI), Muhaimin Iskandar (PMII), Ketua KPK, Antasari Azhar, Megawati, Muladi (GMNI), Cosmas Batubara (GMKI), Ketua MPR, Hidayat Nur Wahid (HMI), TB. Silalahi (GMNI), Suryadharma Ali (PMII) dan banyak lagi yang menjadi pengabdi bagi bangsa ini. Mereka dikenal dan belajar sejak mulai dari kampus. Untuk itu sangat penting bergabung dengan organisasi sejak awal menjadi mahasiswa.
Tipe-tipe Aktivis
Karena defenisi aktivis adalah orang yang aktif melakukan perubahan, maka kita akan banyak menemui ragam tipe-tipe aktivis sesuai dengan ruang lingkupnya. Orang-orang yang aktif memperjuangkan hak mahasiswa disebut aktivis mahasiswa. Ada juga aktivis buruh, aktivis yang concern terhadap marginalisasi terhadap perempuan disebut aktivis perempuan. Ketika anda bertemu dengan orang yang giat menyelamatkan lingkungan, dia disebut sebagai aktivis lingkungan. Jadi, kita jangan terjebak dan terkurung dalam pemikiran bahwa seorang aktivis adalah aktivis yang mengurusi politik semata.
Pada kesempatan ini kita akan membatasi pembahasan sebagai seorang aktivis mahasiswa (kampus). Seperti kita ketahui, fenomena banyaknya mahasiswa yang tidak paham akan peran dan fungsinya. Hal ini bisa kita lihat dari salah satu contoh kecil saja. Kegiatan yang berbau sosial politik yang diadakan organisasi intra kampus hampir kehilangan peminat. Beda jika ada acara hiburan. Ratusan mahasiswa tumpah ruah memadati acara berlomba berebut tempat. Bukan berarti acara hiburan tidak penting, namun kita harus paham apa status sekarang dan apa kewajiban kita menyandang status tersebut.
Kita bisa mengenal tipe mahasiswa yang “ kupu-kupu” alias kuliah pulang-kuliah pulang. Ada juga istilah 3K yang diartikan kampus, kantin dan kos-an. Malah ada yang diberi label kunang-kunang (kuliah nangkring-kuliah nangkring) dan kura-kura (kuliah rapat-kuliah rapat ). Secara sederhana kita bisa membagi karakterisktik mahasiswa ke dalam 3 jenis. Pertama, study oriented. Orang-orang yang mementingkan kuliah dan kurang berminat bergabung dengan organisasi. Kedua, hedonis. Mereka dikenal sebagai anak-anak yang mementingkan kenikmatan dan kesenangan. Dan yang ketiga, tipe aktivis, yakni orang-orang yang memiliki idealisme akan sebuah perubahan dan biasanya tergabung dalam suatu organisasi.
Sebenarnya kita tidak perlu terjebak pada dikotomi (pemisahan) antara ketiga tipe mahasiswa tersebut. Dalam rumus saya, menjadi aktivis adalah sebuah keharusan. Sedangkan menjadi hedon dan study oriented adalah pilihan. Mengapa bisa begitu ?. Orang-orang aktivis tidaklah sekaku yang orang pikirkan. Kerjaannya berpikir dan bergerak terus. Padahal aktivis juga ada yang study oriented dan juga suka yang hedon. Sementara orang-orang Studi oriented dan hedonis belum tentu aktivis. Maksud saya, sebagai seorang aktivis, kita juga dituntut untuk selalu belajar, dan sebagai manusia, aktivis juga butuh kesenangan, seperti jalan-jalan,nongkrong dan banyak lagi. Jadi, dengan memilih menjadi aktivis anda juga bisa mendapat IPK yang tinggi sekaligus bisa menikmati hari-hari.
Keuntungan Menjadi Aktivis
Menjadi aktivis tidaklah menjamin anda memperoleh keuntungan materi. Sekali lagi, aktivis adalah kerja sosial yang sifatnya non profit (tidak mencari keuntungan) dan lebih kepada panggilan moral. Namun banyak keuntungan-keuntungan yang sifatnya sebagai sebuah investasi untuk membangun masa depan. Misalkan, pengalaman organisasi. Dengan memiliki pengalaman organisasi, kita bisa belajar mengelola orang dan kegiatan. Hal ini sangat penting karena kita sebagai mahluk sosial tidak bisa lepas dari organisasi. Kemudian, dengan menjadi aktivis, kita bisa mengembangkan diri dan mengasah keterampilan. Untuk menghadapi tantangan dunia kerja saat sekarang ini, keterampilan mendapat porsi utama yang harus dimiliki pelamar. Seperti kepemimpinan, mahir berbicara di depan umum, team work, kepercayaan diri, mengorganisasi rapat, menganalisa perilaku orang di sekitar dan banyak lagi. Aktivis juga memiliki jaringan yang luas. Hal ini sebagai konsekuensi aktivis untuk selalu berinteraksi dengan orang lain (pemerintah maupun masyarakat ). Jaringan ini tentu sangat bermanfaat dikala kita butuh kerja sama maupun pertolongan. Patut di ingat bahwa kampus tidak mengajarkan keuntungan-keuntungan tersebut. Kampus hanya memberi kita teori.
Tantangan dan Kendala
Melihat tingkat persentase jumlah aktivis sangat kecil, menjadi pertanyaan mengapa mahasiswa yang diamanatkan sebagai penyambung lidah rakyat justru malah anti terhadap hal-hal yang berkenaan dengan aktivis. Untuk menumbuhkan kesadaran bahwa aktivis adalah sebuah keharusan, pertama-tama kita jangan terjebak oleh citra aktivis yang beredar di masyarakat. Contoh, dikarenakan aksi anarkis segelintir aktivis, kita langsung pukul rata bahwa aktivis identik dengan anarkis. Pikiran seperti ini yang harus kita pilah-pilah. Kedua,menyadari tugas dan peranan sebagai mahasiswa. Mahasiswa berada pada kelas menengah dalam struktur sosial yang menjembatani masayarakat dan pememrintah.Untuk itu kita tidak bisa lepas dari tugas-tugas pengabdian msayarakat. Dan untuk itu butuh sebuah organisasi sebagai alat mencapai tujuan.
Keempat, memilih organisasi sesuai dengan kesamaan dan ketertarikan. Ada organisasi intra kampus seperti BEM dan ada juga organisasi ekstra kampus yang banyak mencetak pemimpin bangsa seperti GMNI (Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia ) yang berhaluan Nasionalis, HMI (Himpunan Mahasiswa Islam ), PMKRI (Persatuan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia ), GMKI (Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia), PMII (Pergerakan Mahasiswa Isalam Indonesia), LMND (Liga Mahasiswa Untuk Demokrasi), KAMMI (Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia) IMM (Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah) dan banyak organisasi ekstra kampus lain yang bisa menjadi wadah bagi teman-teman untuk berdinamika.