Social Icons

.

Saturday 6 April 2019

Harapan hampa

Langit tak secerah hari kemarin.
Tampak jelas kabut hitam sisa mendung tadi siang.
Dahan pohon yang belum kering, memperjelas bahwa hujan telah bermain disini.
Saat ku basuh muka menghilangkan kantuk, saat sirine berbunyi nyaring, sebuah pertanda apel sore mengumpulkan semuanya.

Ku ayun gontai kakiku.
Menyusuri selasar, koridor di lorong bangunan ini.
Barisan disiapkan, terdengar sayup suara salah seorang WBP yang di daulat menjadi pimpinan barisan sore itu.

Setelah selesai, ku langkahkan kaki ku menuju ke gazebo yang terletak tepat disebelah kanan Masjid.
Sungguh saat sederhana, atapnya dari daun rumbia,
tiang penyangganya dari pohon kelapa namun dapat memberikan kesejukan bagi yang berada dibawahnya.
Kesemua itu membuatnya anggun, dengan berdiri kokoh ditengah-tengah kompleks ini.

Kududuk seorang diri, mencoba mengingat kembali apa yang baru saja aku alami di dunia lain.
Disaat senyummu yang begitu indah merekah dengan kedua bibir mu yang berwarna merah delima,
menyambutku di depan pintu rumahmu
yang telah kau hiasi dengan keindahan bunga warna-warni yang menebarkan wangi yang semerbak.

Belum sempat aku belai tangan mu,
kebisingan di sekitarku menyadarkan ku.
Ku coba untuk mengulangi apa yang baru saja aku rasakan,
namun, hingga aku beranjak mimpi indah ku tak kunjung datang,
kini tinggallah sebagai kenanganan terindah di dunia lain.

No comments:

Post a Comment